Pengalaman Nonton Film Bumi Manusia
Review FilmReview Film Bumi Manusia
Ok. Akhirnya terkumpul juga niatan untuk mereview film Bumi Manusia. Sebenarnya saya sendiri sudah menonton film Bumi Manusia lebih dari satu minggu yang lalu. Tadinya mau langsung tulis review, karena terhalang jadwal ujian akhir semester dan kegiatan pindahan kost adik saya jadinya ngaret. Semoga saja informasi review ini masih bermanfaat ya buat kalian yang belum nonton ataupun yang sudah menonton yang ingin mencari-cari opini tentang film ini.
Sedikit cerita, sebenarnya saya sendiri sama sekali tidak tertarik dengan film Bumi Manusia dengan alasan yang sangat subyektif. Karena kurang suka dengan acting Iqbal Ramadhan. Entah. Tapi saya sangat tertarik dengan novelnya, ingin rasanya membeli novel Bumi Manusia. Sayapun tergiur dengan promo yang diberikan Tix ID. Saat itu Tix ID memberikan promo tiket nonton hanya 17 ribu plus 3 ribu biaya administrasi jadi totalnya 20 ribu. Di hati berkata bahwa ini lumayan, kebetulan hari itu adalah hari minggu yang notabene harga tiket 50 ribu ke atas. Jadi akhirnya sayapun memesan tiket Bumi Manusia melalui Tix ID dan memilih jadwal jam 11 siang karena niatan saya beres nonton pukul 1 siang supaya waktu sorenya bisa digunakan untuk belajar materi yang akan diujiankan besok senin. Akhirnya saya pun bergegas mandi dan menuju ke bioskop. Sampai juga saya di bioskop, langsung cek HP. KECEWA!. Loh kok kecewa? Ternyata 25 menit yang lalu tiket saya di refund oleh tix ID. Kan kentang!. Bodohnya saya tidak mengecek HP sebelum berangkat. Untuk menghibur diri, akhirnya saya putuskan untuk makan di Mujigae. Selesai makan entah kenapa hati ini masih mengganjal.Tidak rela pulang lagi ke kostan dengan rasa kekecewaan. Akhirnya entah karena bisikan dan godaan syetan jenis apa, akhirnya sayapun dengan enteng berjalan meuju meja pemesanan tiket. Tiketpun terbeli dengan harga 55 ribu. Saya nonton di jam setengah dua, dan pulang maghrib.
Okelah kalau begitu langsung saja. Maaf ya kebanyakan curhat.
Opening film disuguhkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tertulis bahwa hadirin dimohon berdiri. Satu bisokop berdiri dan bernyanyi Indonesai Raya. Merinding dan bangga. Di akhir lagu, tiba-tiba ada salah satu penonton yang teriak “Merdeka!” dan semua orang pun tepuk tangan. Di momen itu tentuya semakin membuat nuansa tetater semakin hangat dan tak sabar ikut mengalir di dalam cerita Bumi Manusia.
Dilihat dari segi durasi, film ini lumayan buat kenyang kalian yang suka dengan film berdurasi panjang. Film Bumi Manusia berdurasi 3 jam 1 menit. Tapi ya lumayan sih tidak buat kalain boring-boring banget.
Ada pepatah mengatakan bahwa jika kita tidak suka dengan seseorang ya sulit untuk menerima orang tersebut. Jujur sebenarnya saya sendiri mengharapkan ackting Iqbal di sini bisa meningkat. Tapi ya begitu, belum bisa mencuri perhatian saya. Saya malah lebih fokus ke detail-detail film yang begitu apik menyajikan nuansa-nuansa jaman dulu. Dari segi cerita walaupun ini film 3 jam tapi saya merasa scene-scene yang disajikan tidak mengalir seirama, terkesan banyak adegan yang terpotong (walau saya sendiri belum membaca novelnya ya, duh maafkan saya yang begitu sok ide). Konflik yang disajikan dalam film juga banyak yang tersaji kurang rapih, maksudnya seperti ada sesuatu yang belum digambarkan dengan jelas di konflik A tapi film sudah membawa kita ke konflik B.
Dilihat dari segi sinematografi dan editing menurutku sedikit mengecewakan, terlebih di editing color gradingnya masih kasar warna yang tersaji. Okelah ini berkonsep cerita di zaman dulu tapi color grading yang tersaji terllau kuning, saya sendiri percaya color grading film ini bisa lebih halus lagi harusnya. Sinematografinya juga standar, tidak jelek tapi yaaa belum memberikan kesan waw.
On point dari film ini sebenarnya ingin membuka mata penonton akan perbedaan perlakukan kepada pribumi, indo (campuran pribumi dan belanda), dan belanda pada masa lalu. Di cerita Bumi Manusia juga tersemat dengan rapih mengibarkan kampanye bahwa kita harus bebas dan bangkit, tidak boleh merasa hidup makmur terikat karena jasa orang lain. Kita harus sadar bahwa kita bisa makmur karena kita sendiri. Buanglah mental dipekerjakan, buanglah mental ketergantungan dengan orang lain.
Simpulannya film ini wajib nonton sih, terlebih momennya pas banget di bulan Agustus. Film yang wajib di tonton untuk memperkuat rasa cinta kepada tanah air. Rating yang bisa saya berikan untuk film ini yaitu 69/10.
Ok terimakasih sudah membaca celotehan saya kali ini.
Sedikit info lagi, buat kalian yang baru saja mau menggunakan aplikasi tix id, bisa pakai kode refferal saya, supaya kalian dapet voucher 25 ribu. Lumayan kan.